Suara Hati, Menulis Tanpa Tema



Malam ini aku duduk sedih, mencoba untuk memaksakan senyum mengembang diwajahku. sudah kulakukan. hasilnya, aku bisa tersenyum walau dengan senyuman dalam keterpaksaan.


Saya yakin, senyum paksaan tersebut mampu memberi sedikit kebahagian dan ketenangan.

Ternyata keyakinaku benar. senyum yang tadi kupaksaan, mulai mengikis kesedihan, galau dan gelisah hati yang dari tadi menguasai batin ini.

Senyum dalam keterpaksaan itu kini mulai melancarkan aliran optimis dalam darahku, muncul semangat baru dan memupuk kayakinaku.

Semakin lama saya memaksakan senyum, semakin hilang rasa terpaksa dalam diri.
Semakin lama saya tersenyum, semakin ikhlas dan tulus senyumanku. baik kepada sahabatku, kepada orang yang tidak menyukaiku atau bahkan kepada orang yang tidak aku sukai.

Seperti barusan, ketika orang yang tidak aku sukai datang, duduk disampingku. dia mulai melihatku menapat laptop ketika menulis tulisan ini. aku menoleh kepadanya dengan senyum keterpaksaan. Aku menoleh lagi kepadanya, tersenyum lagi walau dia tidak sedang menatapku.

Rasa gelisah dan tidak nyaman duduk bersamanya, kini mulai hilang, saya percaya, itu karena dikikis oleh senyumanku kepadanya. hatiku kini mulai tenang. nyaman.

Kita semua tau bahwa duduk bersama orang yang tidak kita sukai, menggeliskan. menolehpun padanya sulit dilakukan. hati ku sering berbisik "Tak sudi aku menatapnya, apalagi duduk dekat dengannya". walaupun aku percaya itu bukan suara hatiku, tapi suara bisikan setan ditelingaku.

Saya yakin, rasa tidak nyaman, kebencian dan kegelisan hati duduk bersama orang yang tidak kita sukai akan hilang dengan sendirinya katika kita tersenyum kepadanya.

Sebenarnya, rasa benci kepada orang lain itu bukan karena sikap orang lain kepada kita. tapi karena hati kita berpenyakit. mudah menerima dan menyetujui bisikan setan untuk membenci sesama.

Bukankah kita telah mengerti bahwa Nabi Muhammad telah memberi teladan hebat untuk diikuti. Beliau tidak pernah membenci orang yang membencinya. Beliau tidak pernah menghina orang yang menghinanya. Kenapa? karena Hati Nabi Muhammad itu bersih, suci. tidak kotor seperti hati kita.

Nabi Muhammad telah meneladankan kepada kita bahwa cara terbaik menghilangkan kegelisahan hati karena kebencian, dendam dan tidak suka kepada saudara kita seiman adalah dengan berbuat baik kepadanya. baik dengan senyuman, bantuan, atau memberi dia hadiah.

Sulit bukan? memang sulit. karena itulah salah satu "Jihad Nafs" kita. Hawa Nafsu kita yang menghalangi kita berbuat baik kepada orang yang kita benci. ditambah lagi bisikan setan: "Apa kamu tidak mikir, orang yang jahat sama kamu akan kamu bantu. Rugi kamu, tidak tidak akan pernah jadi baik kepadamu walaupun kamu sudah berbuat baik kepadanya"

Percayalah, setan hanya menginginkan kita semakin jauh dari Allah dan Rasulnya.

Related Posts:

0 Response to "Suara Hati, Menulis Tanpa Tema"

Posting Komentar